Vibrasi And Protection System Gas Turbine LM 6000 Sprint

Senin, 25 Maret 2013
Vibrasi & Protection System Definisi Vibrasi & Proteksi System Komponen Vibrasi & Proteksi System Cara Kerja Vibrasi & Proteksi System Pengertian Vibrasi Getaran mesin (Mechanical Vibration) diartikan sebagai gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang dominan dalam getaran permesinan adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari mesin tersebut. Proteksi System pada vibrasi Adalah suatu system yang berfungsi untuk melindungi engine dari kerusakan fatal dikarenakan terindikasi kerusakan pada komponen yang mengakibatkan terjadinya vibrasi yang tinggi. Sensor pada turbin berjenis Accelerometer XE6876 A LP_CRF : Sensor Vibrasi pada low pressure compressore sisi belakang. XE6877 A LP_TRF : Sensor Vibrasi pada low pressure turbin sisi belakang. XE6876 B HP_CRF : Sensor Vibrasi pada high pressure compressore sisi belakang XE6877 B HP_TRF : Sensor Vibrasi pada high pressure turbin sisi belakang. XE6876 CRF : Sensor Vibrasi pada compressore sisi belakang ( ). XE6877 TRF : Sensor Vibrasi pada turbin sisi belakang (melingkar). Sensor pada Gear box berjenis Accelerometer XE6897 Blind End : Sensor vibrasi pada gearbox yang tidak terhubung dengan generator & turbin XE6898 Ext End : Sensor vibrasi pada gearbox yang terhubung dengan generator & turbin. Sensor pada generator berjenis Proximiter XE6807 DE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6808 DE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6809 NDE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan depan (Exiter). XE6810 NDE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri depan (Exiter). Sensor Accelerometer pada sisi turbin terpasang pada sisi belakang LPC,sisi belakang HPC,sisi belakang HPT dan LPT Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu disisi turbin Dimana speed yang terbaca oleh sensor vibrasi jenis Accelerometer di konversikan dari kecepatan getaran menjadi displacmen (jarak gataran) dan kemudian dikonversikan kembali menjadi signal electrik ,signal tersebut diterima oleh alat yang bernama Bently Nevada 3500 dan kemudian diolah untuk ditampilkan pada HMI Screen ( satuannya inchi/ second ) Sensor Wide band Terletak pada sisi luar dari pada turbin,terpasang pada sisi turbin bagian bawah yang berfungsi untuk mengukur getaran dari sisi luar pada turbin Untuk satuan pengukurannya adalah inchi/second Sensor Accelerometer pada Gearbox berjenis Accelerometer terpasang pada sisi depan yang berhubungan dengan generator dan sisi belakang yang berhubungan dengan turbin Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu pada gearbox Dimana sensor vibrasi jenis Accelerometer pembacaan satuannya adalah inchi/ second (in/s) Sensor Proximitors pada generator Berfungsi untuk mengukur jumlah gerakan dari pada massa suatu benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh mana benda bergerak maju mundur (bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi, pada generator biasanya untuk mengukur jarak antara shaft generator dengan housing bearing ), satuannya adalah mills Terdapat 4 sensor vibrasi pada sisi generator,yaitu 2 disisi depan (kanan dan kiri) & 2 disisi belakang (sisi kanan dan kiri) Bently Nevada 3500 Berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap engine dengan cara memonitor secara continue/terus-menerus dengan membandingkan parameter terhadap nilai pengaturan alarm. Memberikan Informasi penting apabila terjadi satu kondisi critical pada mesin dalam hal vibrasi ( alarm). Terdapat komponen didalam Bently Nevada 3500 yang berfungsi menyaring/memfilter signal dari masing-masing sensor dan mengolah signal tersebut menjadi data yang ditampilkan pada monitor HMI. Cara Kerja Sistem Vibrasi Sensor vibrasi dari generator, gearbox dan turbin masing-masing mengeluarkan/membangkitkan signal electrik,masing-masing signal diterima oleh suatu alat yaitu Bently Nevada 3500 yang terpasang pada turbin control panel (TCP). Terdapat beberapa komponen pada Bently Nevada 3500 yang akan memfilter/menyaring signal yang telah diterima dan mengolah signal tersebut menjadi data, kemudian data tersebut ditampilkan pada screen HMI sesuai dengan jenis sensornya. Satuan pembacaan pada screen HMI untuk sensor jenis accelerometer adalah inchi/second (in/s),sedangkan untuk sensor jenis proximiter satuannya adalah Mils Bently Nevada 3500 menggunakan supply power 24 VDC, terdapat dua power supply yaitu supply power utama dan supply power cadangan/back up, Apabila supply power utama bermasalah maka supply power cadangan/back up akan menyadiakan power untuk kerja dari Bently Nevada 3500 tanpa menggangu system yang sedang bekerja Prinsip kerja sensor Accelerometer Sensor tipe accelerometer terdapat sebuah penguat didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan muatan listrik sebagai respon terhadap gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik yang sebanding dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatan listrik yang ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil..Kemudian muatan listrik tersebut di kirim ke Bentlly Nevada 3500 dan di olah menjadi data untuk ditampilkan pada screen HMI Prinsip Kerja Sensor proximitor Pada mesin berputar, sensor proximiter digunakan untuk mengukur getaran poros tanpa menyentuh poros tersebut. Sinyal dikirimkan pada koil. Suatu permukaan logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan mengurangi amplitude sinyal. Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-ubah, maka amplitude sinyal juga akan berubah-ubah sebanding dengan jarak antara poros dengan koil tersebut. sensor proximiter dipasang pada suatu mesin dengan jarak tertentu, jarak antara ujung sensor dengan poros dari mesin disebut gap. Out put Sinyal tersebut kemudian di kirim mennuju Bentyl Nevada 3500 dan kemudian diproses untuk dijadikan data.
Read More..

PERALATAN BOILER AREA

Rabu, 16 Januari 2013
Fungsi peralatan : 1. Stack Berfungsi sebagai cerobong pembuangan gas hasil pembakaran batu bara menuju atmosfir. 2. ID Fan A&B (Induced Draft Fan) Fan yang berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler supaya bernilai negatif dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran batubara pada furnace menuju stack dengan cara paksa oleh fan (ID Fan). 3. FD Fan A&B (Forced Draft Fan) Fan yang berfungsi menghasilkan udara secondary (Secondary Air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace boiler. 4. PCP A&B (Precipitator) Berfungsi untuk menangkap abu batubara jenis Fly Ash yang beterbangan sehingga dapat mengurangi polusi udara yang keluar pada stack. 5. PA Fan A&B (Primary Air Fan) Fan yang berfungsi sebagai penghasil udara primer (Primary Air) yang digunakan sebagai udara pengangkut serbuk batubara dari Pulverizer/Mill menuju Burner untuk dibakar di furnace. 6. SAH A&B (Secondary Air Heater) Berfungsi sebagai pemanas udara secondary (Secondary Air) yang dihasilkan oleh FD Fan sebelum disalurkan pada furnace boiler. 7. PAH A&B (Primary Air Heater) Berfungsi sebagai pemanas udara primary (Primary Air) yang dihasilkan oleh PA Fan sebelum disalurkan pada Pulverizer. 8. SBLO (Sootblower) Berfungsi untuk membersihkan abu batubara yang menempel pada tube/pipa-pipa boiler sehingga efisiensi pembakaran di boiler dapat dipertahankan. 9. Furnace Boiler Ruangan yang berisi pipa-pipa boiler yang digunakan untuk tempat pembakaran. 10. Burner Terdiri dari 6 level A, B, C, D, E, dan F yang berfungsi sebagai tempat pembakar serbuk batubara yang disuplai dari Mill. 11. PULV (Pulverizer) Berfungsi sebagai penggerus batubara kasar yang disuplai oleh Coal Feeder menjadi serbuk batubara yang berukuran 200 mesh sebelum disalurkan ke burner. PERALATAN PADA AIR HEATER DAN GAS BIASING Fungsi peralatan : 1. Seal Air Blower Berfungsi sebagai seal pada poros Air Heater sehingga debu tidak menempel pada poros. 2. FCV 001B (Superheater Gas Biasing Damper) Berfungsi untuk pengaturan suhu steam pada daerah Superheater. 3. FCV 001A (Reheat Gas Biasing Damper) Berfungsi untuk pengaturan suhu steam pada daerah Reheater. 4. ISV 001B, 002B, 002A, 001A Berfungsi sebagai inlet isolation damper flue gas hasil pembakaran batubara sebelum masuk ke Air Heater. 5. FCV 002A dan 002B Berfungsi untuk pengaturan suhu udara primary (Primary Air) sebelum masuk ke header Primary Air. ECONOMIZER DAN STEAM DRUM Fungsi Peralatan : 1. Steam Drum Sebagai tempat pemisahan antara partikel-partikel air dan uap dimana untuk fase air akan mengalir secara alami melalui downcomer sedangkan fase uap secara alami akan dialirkan menuju Primary Superheater. 2. Economizer Sebagai pemanas awal air Feed Water sebelum masuk ke Steam Drum. 3. Econ In (Economizer Inlet) Sebagai inlet air Feed Water masuk menuju ke Economizer. 4. Econ Out (Economizer Outlet) Sebagai outlet air Feed Water keluar dari Economizer menuju Steam Drum. 5. Downcomer 4 buah pipa besar yang mengalirkan air dari Steam Drum menuju Wall Tube. 6. PCV 0006 (Back Pressure Valve) Pressure Control Valve inlet economizer yang berfungsi menjaga pressure Steam Drum agar tetap stabil. 7. Wall Tube/Riser Tube Pipa-pipa pada dinding boiler yang berfungsi mengubah air menjadi steam/uap yang kemudian dialirkan kembali ke Steam Drum. Selain itu Wall Tube berfungsi juga untuk menaikkan pressure pada Steam Drum. 8. SHV 001 Shut Off Valve untuk injeksi N2 (Nitrogen) pada saat Steam Drum tidak beroperasi supaya dapat mencegah korosi. 9. VTV 001B, 001A Venting Valve Steam Drum untuk mem-venting udara di dalam Steam Drum saat start-up dan shutdown boiler. 10. RV 39, 40, 41, 42, 43 (Safety Valve) Berfungsi sebagai proteksi pressure di dalam Steam Drum agar tidak melebihi batas operasi maksimal pressure Steam Drum. 11. SHV 001A, 001B (Economizer Recirculation Valve) Berfungsi sebagai valve resirkulasi air dari downcomer untuk disalurkan lagi ke economizer pada saat start-up dan shutdown boiler sehingga dapat mencegah kerusakan pipa-pipa economizer. AUXILIARY STEAM Fungsi Peralatan : 1. PCV 0007, 0002 Sebagai Pressure Control Valve untuk menjaga pressure Steam agar tetap konstan/stabil. 2. TCV 0004 Sebagai valve pengontrol untuk spray air pada attemperator agar temperatur auxiliary steam stabil. 3. ATM-1A (Attemperator) Tempat pertemuan steam dan air spray 4. SHV 10 Shut Off Valve auxiliary steam ke peralatan 5. PCV 0009 Sebagai Pressure Control Valve untuk menjaga pressure Auxiliary Steam pada ignitor tetap stabil. 6. SHV 64 Shut Off Valve Auxiliary Steam menuju Steam Coil Air Heater. 7. SHV 14 Shut Off Valve Auxiliary Steam menuju pegging & heating deaerator serta turbine gland sealing. 8. SHV 63 Isolation Valve Auxiliary Steam untuk inerting Pulverizer. 9. MOV 0011 Motor Operated Valve menuju Auxiliary Steam header unit. 10. SHV 0050 Shut Off Valve untuk drain Auxiliary Steam. 11. SHV 005 Shut Off Valve Auxiliary Steam menuju unit lain (unit 6). 12. PCV 02 Pressure Control Valve sebagai back up dari unit 1 – 4. 13. TCV 0024, 0027, 0016, 0019 Sebagai valve pengontrol aliran steam yang dialirkan ke Steam Coil Air Heater. BOILER STEAM Fungsi Peralatan : 1. Tube/pipa-pipa Primary Superheater, Platen Superheater, dan Secondary Superheater Menyalurkan steam dari Steam Drum untuk dilakukan pemanasan lebih lanjut sampai keluar dari boiler menjadi Main Steam. 2. TCV 001A, 001B, 002A, 002B, 003A, 003B Sebagai valve pengontrol untuk spray air pada masing-masing tube boiler supaya temperaturnya stabil/konstan. 3. ISV 122 Isolation Valve pengambilan Auxiliary Steam dari Platen Superheater Outlet Header. 4. Tube/pipa-pipa Reheater Sebagai pipa-pipa pemanasan kembali steam yang keluar dari HP turbine yang kemudian digunakan untuk memutar IP turbine. COAL BUNKER, COAL FEEDER, PULVERIZER, & BURNER Fungsi peralatan : 1. Coal Bunker Sebagai bunker penyimpanan batubara. 2. Coal Feeder Sebagai pengatur banyaknya barubara yang akan digerus menuju Mill. 3. ISV 005A dan 006A Isolation Valve Seal Air dari Seal Air Fan menuju Mill dan Coal Feeder. 4. Pulverizer Berfungsi sebagai penggerus batubara kasar yang disuplai oleh Coal Feeder menjadi serbuk batubara yang berukuran 200 mesh sebelum disalurkan ke burner. 5. Lube Oil Pump Sebagai pompa sirkulasi minyak pelumas gear box Mill menuju Oil Cooler. 6. ISV 21, 22, 23, 24, 25, 26 Isolation Valve Coal Pipe menuju Burner. 7. ISV 11, 12, 13, 14, 15, 16 (Swing Valve) Isolation Valve batubara halus yang keluar dari Outlet Mill. 8. ISV 004A (Guelettine Damper) Sebagai Isolation Damper udara primary yang akan masuk ke Mill. 9. FCV 002A Sebagai Flow Control Valve pembukaan damper yang mengatur aliran/flow udara primary yang akan masuk ke Mill. 10. TCV 001A Sebagai damper pengatur pembukaan Hot Primary Air. 11. TCV 002A Sebagai damper pengatur pembukaan Cold Primary Air. 12. BNR (Burner) Terdiri dari 6 level A, B, C, D, E, dan F yang berfungsi sebagai tempat pembakar serbuk batubara yang disuplai dari Mill. 13. ISV 001A Isolation Valve inlet Coal Feeder. IGNITOR Fungsi Peralatan : 1. Ignitor Sistem peralatan yang berfungsi sebagai pembakaran awal pada start up boiler dengan menggunakan bahan bakar minyak. Selain itu berfungsi sebagai penyulut awal untuk pembakaran batubara pada burner dengan menggunakan minyak. Ketika Mill trip, ignitor akan bekerja secara otomatis menggantikan pembakaran batubara yang berasal dari Mill. Ignitor ini dibagi menjadi group 1 (IG 1, 3, 5) dan group 2 (IG 2, 4, 6). 2. Ignitor Gun Peralatan ignitor yang apabila dioperasikan akan memposisikan insert untuk menyemprotkan minyak dan auxiliary steam secara bersama-sama yang digunakan untuk pembakaran dengan minyak. Apabila setelah selesai dioperasikan maka posisinya akan retract. 3. Ignitor Sparker Berfungsi sebagai penyulut pembakaran minyak dengan menggunakan tegangan tinggi. 4. ISV 011A dan 012A Berfungsi sebagai Isolation Valve untuk menyalurkan minyak dari header minyak menuju ignitor (ISV 011A untuk group1 sedangkan ISV 012A untuk group 2). 5. ISV 003A dan 004A Berfungsi sebagai Isolation Valve untuk menyalurkan auxiliary steam menuju ignitor (ISV 003A untuk group1 sedangkan ISV 004A untuk group 2). 6. ISV 001A dan 002A Berfungsi sebagai Isolation Valve untuk menyalurkan auxiliary steam menuju sistem purge ignitor (ISV 001A untuk group1 sedangkan ISV 002A untuk group 2). FORCED DRAFT FAN (FD FAN) SYSTEM Fungsi Peralatan : 1. FD Fan (Forced Draft Fan) Fan yang berfungsi menghasilkan udara secondary (Secondary Air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace boiler. 2. FCV 001A dan 001B (Variable Inlet Vane) Sebagai damper pengatur aliran/flow udara dari atmosfir pada inlet FD Fan. 3. ISV 001A dan 001B Isolation damper outlet FD Fan. 4. ISV 002A dan 002B Isolation damper inlet Steam Coil Air Heater. 5. ISV 003A dan 003B Isolation damper outlet Secondary Air Heater. 6. SCAH (Steam Coil Air Heater) Berfungsi sebagai pemanas udara awal dengan memanfaatkan panas steam sebelum masuk ke Air Heater 7. Motor 002A, 002B, 003A, 003B (Electric Motor Air Heater) Sebagai penggerak Elemen Pemanas di dalam Secondary Air Heater. Salah satu beroperasi sedangkan salah satu standby. 8. SPT LOP (Support Bearing Lube Oil Pump) Pompa yang berfungsi mensirkulasikan minyak pelumas pada Support Bearing menuju oil cooler. 9. Guide LOP (Guide Bearing Lube Oil Pump) Pompa yang berfungsi mensirkulasikan minyak pelumas pada Guide Bearing menuju oil cooler. 10. ISV 006A dan 006B Isolation Valve dari Udara Service untuk menggerakkan Air Motor sebagai penggerak cadangan Elemen Pemanas pada Air Heater. ¬PRIMARY AIR FAN (PA FAN) SYSTEM Fungsi peralatan : 1. PA Fan (Primary Air Fan) Fan yang berfungsi sebagai penghasil udara primer (Primary Air) yang digunakan sebagai udara pengangkut serbuk batubara dari Pulverizer/Mill menuju Burner untuk dibakar di furnace. 2. FCV 001A dan 001B (Variable Inlet Vane) Sebagai damper pengatur aliran/flow udara dari atmosfir pada inlet PA Fan. 3. ISV 001A dan 001B Isolation damper outlet PA Fan. 4. ISV 002A dan 002B Isolation damper inlet Steam Coil Air Heater. 5. ISV 003A dan 003B Isolation damper outlet Primary Air Heater. 6. SCAH (Steam Coil Air Heater) Berfungsi sebagai pemanas udara awal dengan memanfaatkan panas steam sebelum masuk ke Air Heater. 7. SA Fan A & B (Seal Air Fan) Fan yang berfungsi sebagai penghasil udara bertekanan yang digunakan sebagai Seal Air pada Pulverizer dan Coal Feeder. 8. SHV 001A dan 001B Shut Off Valve pada inlet Seal Air Fan. 9. Motor 003A dan 003B (Electric Motor Air Heater) Sebagai penggerak Elemen Pemanas di dalam Primary Air Heater. 10. SPT LOP (Support Bearing Lube Oil Pump) Pompa yang berfungsi mensirkulasikan minyak pelumas pada Support Bearing menuju oil cooler. 11. Guide LOP (Guide Bearing Lube Oil Pump) Pompa yang berfungsi mensirkulasikan minyak pelumas pada Guide Bearing menuju oil cooler. 12. ISV 006A dan 006B Isolation Valve dari Udara Service untuk menggerakkan Air Motor sebagai penggerak cadangan Elemen Pemanas pada Air Heater. SECONDARY AIR FLOW Fungsi peralatan : 1. FCV 11A, 11B, 11C, 11D, 11E, 11F dan 12A, 12B, 12C, 12D, 12E, 12F Berfungsi sebagai damper pengatur aliran/flow udara secondary yang menuju masing-masing burner. ID FAN (INDUCED FAN) SYSTEM Fungsi peralatan : 1. ID Fan (Induced Draft Fan) Fan yang berfungsi menghasilkan udara secondary (Secondary Air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace boiler. 2. FCV 001A dan 001B (Variable Inlet Vane) Sebagai damper pengatur aliran/flow flue gas ke stack. 3. ISV 010A dan 010B Isolation damper Inlet ID Fan. 4. ISV 011A dan 011B Isolation damper Outlet ID Fan. SOOTBLOWER Fungsi peralatan : 1. Sootblower : Berfungsi untuk membersihkan abu batubara yang menempel pada tube/pipa-pipa boiler sehingga efisiensi pembakaran di boiler dapat dipertahankan. 2. SHV 001A dan 001B Shut Off Valve dari Intermediate Superheater 3. PCV 002A dan 002B Pressure Control Valve yang berfungsi mengatur pressure/tekanan steam sootblower. 4. RV 12A dan 12B (Safety Valve) Safety Valve untuk proteksi terhadap pressure steam yang lebih dari batas operasi. 5. ISV 003A, 003B, 004, 006 (Thermal Drain Station) Untuk Isolation Valve Drain dari steam yang terkondensasi yang kemudian dibuang ke Boiler Blodown Tank. 6. ISV 005 Isolation Valve sebagai back up dari auxiliary steam untuk air heater sootblower. REHEAT VENT & DRAINS, BLOWDOWN TANK Fungsi peralatan : 1. Continous Blowdown Flash Tank Berfungsi untuk menampung drain dari Drum Continuous Blowdown yang kualitasnya masih bagus untuk dimanfaatkan lagi sebagai pemanas pada deaerator. 2. Boiler Blowdown Tank Berfungsi untuk penampung akhir semua drain dari peralatan boiler yang berhubungan dengan steam. 3. RV 75, 76, 77, 78, 90, 91, 92, 102 (Safety Valve) Safety Valve untuk proteksi terhadap pressure steam yang lebih dari batas operasi. 4. VTV 003A dan 003B Venting Valve untuk memventing udara pada saat start up/shutdown boiler. 5. ISV 007 dan 008 Isolation Valve drain peralatan boiler untuk di buang ke Boiler Blowdown Tank. 6. FCV 001 Flow Control Valve untuk mengatur aliran dari Boiler Continuous Blowdown menuju Continuous Blowdown Flash Tank. 7. FCV 002 Flow Control Valve untuk mengatur aliran dari Boiler Continuous Blowdown menuju Boiler Blowdown Tank. 8. ISV 11 Isolation Valve dari Continuous Blowdown Flash Tank menuju Deaerator. 9. LCV 001 Level Control Valve yang berfungsi untuk mengatur pembukaan valve ketika level Continuous Blowdown Flash Tank tinggi untuk dialirkan ke Boiler Blowdown Tank 10. FCV 003 Flow Control Valve yang berfungsi untuk mengatur aliran/flow dari Downcomer Blowdown menuju Boiler Blowdown Tank SUPERHEATER VENT & DRAIN Fungsi peralatan : 1. RV 13, 14, 15 (Safety Valve) Safety Valve untuk proteksi terhadap pressure steam yang lebih dari batas operasi. 2. VTV 001A, 001B, 002B Venting Valve untuk memventing udara pada saat start up/shutdown boiler. 3. SHV 001A dan 001B Shut Off Valve untuk injeksi N2 (Nitrogen) pada saat peralatan Boiler tidak beroperasi supaya dapat mencegah korosi. 4. ISV 001, 002, 003, 005, 006 Isolation Valve drain peralatan boiler untuk di buang ke Boiler Blowdown Tank. 5. ERV 15, 17, 20 (Electronic Relief Valve) Safety Valve yang dapat dioperasikan secara manual dari Control Room. FLAME SCANNER COOLING BLOWER Fungsi peralatan : 1. Flame Scanner Cooling Blower Fan yang berfungsi sebagai blower untuk mendinginkan peralatan Flame Scanner (pendeteksi nyala api) pada burner dan ignitor.
Read More..

Fuel Gas System Gas Turbine LM 6000 Sprint

Rabu, 24 Oktober 2012
Sistem yang menyediakan gas sebagai bahan bakar untuk operasional mesin Gas Turbin dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan operasional. Gas yang masuk kedalam combustion Turbin adalah gas yang sudah bersih dari kotoran ataupun kondendsat,dan di control pressure maupun temperatur nya. - Gas temperatur max 250 F ( 121 C ) - Gas pressure 675± 20 psig ( Actual 620 psig max ) ( Ref BOC,tab 8 slide 3 ). Dalam Fuel Gas System juga terpasang proteksi – proteksi yang berupa sensor dan Safety Valve yang akan bekerja bila Turbin dalam keadaan tidak aman / shutdown. KOMPONEN – KOMPONEN FUEL GAS SYSTEM 1.Filter skid 2.Piping 3.Strainer 4.Flow meter / Flow transmitter 5.Shut off valve 6. Gas Vent Valve 7.Fuel Control Valve 8.Check Valve 9. Gas manifold 10.Nozzle 1.Filter Skid Komponen yang berfungsi untuk menyaring kotoran / partikel yang terkandung dalam gas dan juga sebagai pemisah antara Gas dengan Kondensat. Terdapat 2 filter dalam system fuel gas ini ( Duplex ),yang mana satu beroperasi dan satunya lagi sebagai back up. Sebelum masuk ke filter terdapat valve manual dan valve pneumatic,tetapi dalam aplikasinya valve pneumatic belum di optimalkan. ( ref. opr ) Dalam filter skid terdapat valve untuk drain kondensat yang digerakkan oleh pneumatic ( 4 ) dan valve manual yang digunakan bila valve pneumatic tidak bekerja. Dimasing – masing filter asssembly ( housing ) terdapat pressure safety valve yang akan membuka bila pressure mencapai 750 psig (Actual 700 psig )kemudian diventilasikan ke atmosphere untuk menjaga over pressure pada housing / wadah filter. Untuk monitoring kondisi gas di filter terdapat bebrapa indikator,pressure gas,pressure differential dan level indikator untuk kondensat. 2.Piping Komponen berfungsi sebagai media untuk aliran gas,sebelum dan sesudah filter. 3.Strainer Komponen pertama yang terletak di encloser turbin.Fungsinya adalah untuk menyaring partikel – partikel yang terbawa melalui piping sebelum masuk ke turbin 4.Flow meter / Flow transmitter.( FT6246 ) Komponen yang berfungsi membaca aliran / flow gas yang masuk kedalam turbin,dan kemudian memberikan signal ke TCP ( Turbin Control Panel ). 5. Shut off valve ( FSV6249 & FSV6204 ) Komponen ini berupa selenoid valve yang digerakkan oleh power 24 VDC yang di atur oleh TCP,yang bekerja membuka pada saat turbin operasi dan menutup / block aliran gas pada saat turbin stop. Terdapat 2 Shut off valve yang terletak sebelum dan sesudah FCV ( Fuel C Shut off valve ini adalah NC ( normaly close ). Masing – masing Shut off valve ini dihubungkan dengan selenoid vallve ( SOV6249 & SOV6204 ). Selenoid valve ini berfungsi sebagai ventilasi pada saat unit stop / tidak ada pressure ( shut off valve close ). Prinsip kerja valve ini energize untuk close,pada saat tidak ada power membuka. 6.Gas vent valve ( SOV6208 ) Vent valve ini adalah failed open type selenoid valve,yang akan membuka pada saat terjadi emergency stop. Valve ini membuang sisa gas yang terjebak di antara shut off valve ke return. 7.Fuel Control Valve ( FCV6201 ) Komponen ini terletak di antara Shut off valve ( FSV6249 & FSV6204 ) yang fungsinya adalah sebagai pengatur jumlah aliran / flow gas yang masuk ke combustion. Fuel Control valve membuka ( % ) sesuai dengan beban / daya,yang di control oleh TCP dan juga dapat dimonitor pada HMI. 8.Check Valve Komponen yang terletak setelah shut off valve ( FSV6204 ),sebelum gas manifold.Yang fungsi nya adalah untuk mencegah back flow pada saat unit stop. Sebelum check valve,sebagian aliran Gas dialirkan ke Water Injection ( WI )system Melalui selenoid valve ( SOV62002 ). Pada saat WI dioperasikan,SOV62002 Menutup sehingga tidak ada gas yang mengalir melalui jalur WI. Pada saat WI non aktif,SOV62002 akan membuka dan aliran gas melewati 2 manifold. 9.Gas manifold. Komponen yang berfungsi sebagai media / tempat aliran gas yang di supply / di arahkan ke nozzle 10.Nozzle Komponen yang berfungsi untuk menyemprotkan / menginjeksikan gas ke dalam combustion pada saat pembakaran. Di dalam nozzle terbagi menjadi beberapa jalur / line,untuk gas fuel,water injection dan liquid fuel ( bila digunakan ) Didalam LM 6000 ini terdapat 30 nozzle dalam 1 annular combustion. START - Pada saat start awal,gas mengalir ke unit / turbin setelah melewati filter Dan strainer. komponen dalam enclouser yang pertama kali bekerja / membuka adalah shut off vale ( FSV6249 dan FSV6204 ). - kemudian gas masuk menuju Fuel Control Valve ( FCV6201 ),FCV mengontrol jumlah gas yang masuk ke combustion,dengan membuka sesuai dengan beban / daya yang di control oleh TCP. - Dari FCV gas mengalir melalui shut off valve ( FSV6204 ) dan check valve sebelum kemudian masuk ke gas manifold. - Gas manifold mengarahkan aliran gas menuju ke nozzle,kemudian nozzle menginjeksikan gas ke dalam combustion,bersamaan dengan udara pada saat pembakaran. STOP - Squence sebelum stop adalah menurunkan beban pada unit. Pada saat permintaan beban turun,FCV 6201 akan membuka lebih kecil, sehingga gas yang masuk lebih sedikit. - pada saat shut down,shut off valve ( FSV6249 dan FSV 6204 ) menutup/ blok aliran gas. - selenoid valve ( SOV6249 dan SOV6204 ) yang posisinya di atas dari FSV,akan membuka untuk ventilasi / membuang gas yang terjebak di antara FSV ke return. Dalam kondisi emergency stop Gas vent valve ( SOV6208 ) akan membuka untuk membuang gas yang di antara FSV ke return.Tetapi dalam kondisi stop normal Gas vent valve ( SOV6208 ) tetap menutup,sisa gas hanya dibuang melalui SOV6249 dan SOV 6204. - Selama unit shut down ( SOV62002 ) akan membuka untuk purge gas manifold. Generator Lube Oil System Gas Turbine LM 6000 Sprint PENGENALAN KOMPONEN UTAMA PRINSIP KERJA GENERATOR / GEARBOX LUBE OIL SYSTEM STUDY CASES Adalah suatu system yang mengatur untuk pelumasan komponen-komponen yang bergerak dalam generator dan gearbox serta peralatan pendukung lainnya. Sistem ini mengatur agar fungsi pelumasan secara kontinyu pada gas turbine di bagian generator dan gearbox dapat berjalan dengan maksimal. Generator / Gearbox Lube Oil Reservoir Generator / Gearbox Lube Oil Pump. Generator / Gearbox Lube Oil Heat Exchanger Temperature Control Valve Lube Oil Filter Pressure Control Valve Generator Bearing Supply Relief Valve Main Unit Parameter Rundown Tank Jacking Oil Pump Generator / Gearbox Lube Oil Demister Cooling Tower Water Generator / Gearbox Lube Oil (GLO) Reservoir. Merupakan tempat penampungan oli generator/gearbox. Jenis Mineral Base Lube Oil. Berkapasitas 3000 gallon US (11356 ltr). Di GLO Reservoir terdapat instrumen atau pelengkap yaitu Heater (HE-6067A dan HE-6067B) & Thermostat (TC-6070) Berfungsi sebagai pemanas oli hydraulic dalam reservoir. Drain Port Merupakan saluran untuk drain oli dalam reservoir. Hydraulic Oil Reservoir. Sensor Level Reservoir (LSL-6001) Fungsinya untuk memonitor level oli di resevoir tank. LSL akan memberi sinyal alarm ke TCP bila level olinya terbaca 12” dari atas reservoir. Level Gauge Hydraulic Oil Sebagai penunjuk level oli. Hydraulic Oil Reservoir. Low Temperatur Switch (TSL 6020) Fungsinya untuk mengontrol Temperatur Oli min 90 0F. TSL ini yang memberi input ke TCP untuk mengaktifkan heater dan thermostat apabila temperature oli turun mencapai 90 °F. Bila temperature turun di 70°F, TSL memberi sinyal alarm. Temperature Indicator (TI-6014) sebagai penunjuk temperature oli dalam reservoir. Generator/Gearbox Lube Oil Pump Terdapat 3 pompa untuk sirkulasi lube oil dalam system, yaitu terdiri atas 2 pompa utama yang digerakkan oleh motor AC dan 1 pompa emergency yang digerakkan oleh motor DC. Generator/Gearbox AC Lube Oil Motor (MOT-6074A & MOT-6074B) Fungsinya untuk memutar pompa oli,sehingga oli bersirkulasi dalam system. Sebagai pompa oli utama yang bekerja bergantian, tetapi akan saling membantu dengan beroperasi bersamaan bilamana pressure oli mengalami penurunan. Misalnya saat awal start, kedua pompa utama ini bekerja kedua-duanya hingga pada saat setelah Gas Turbine sudah beroperasi normal, maka salah satu pompa akan off sesuai pengaturan operator. Generator/Gearbox Lube Oil Pump Atau saat terjadi penurunan pressure oli pada saat Gas Turbine beroperasi, maka secara otomatis salah satu motor pompa utama yang standby akan segera bekerja membantu menaikkan pressure olinya. Dengan demikian fungsi pelumasan pada komponen tetap terjaga. Spesifikasi Motor : Motor listrik 380VAC; 18,6 Kw; 1475rpm. Generator/Gearbox Lube Oil Pump Dilengkapi PSV(Pressure Safety Valve) untuk membatasi pressure output sebesar 30 psig. Pada saluran output pompa juga terdapat Pressure Switch-Lo (PSL-6073A / B), berfungsi memberi sinyal alarm ke TCP saat pressure oli menurun hingga 50 psig. Bila terjadi, maka TCP akan memerintahkan motor pompa oli yang standby untuk beroperasi membantu Generator/Gearbox Lube Oil Pump Generator/Gearbox DC Lube Oil Motor (MOT-6076) Berfungsi untuk mempertahankan oli supaya tetap bersirkulasi dalam system pada saat terjadi keadaan 2 motor pompa utama tidak mampu bekerja, misalkan karena tidak adanya sumber tegangan AC atau terjadi kerusakan. Dengan demikian fungsi pelumasan pada komponen tetap terjaga. Spesifikasi Motor : Motor listrik 125VDC; 11,1 Kw;1800rpm. Generator/Gearbox Lube Oil Pump Dilengkapi PSV(Pressure Safety Valve) untuk membatasi pressure output sebesar 30 psig. Pada saluran output pompa juga terdapat Pressure Switch-Lo (PSL-6074), berfungsi memberi sinyal alarm ke TCP saat pressure oli menurun hingga 20 psig. Bila terjadi, maka alarm ini akan menjadi start-interlock, GT tidak bisa start sebelum emergency pump ini normal lagi. Generator/Gearbox Lube Oil Heat Exchanger Berfungsi mendinginkan lube oil yang akan disuplai ke system. Oli yang panas masuk ke cooler skid untuk didinginkan dengan media air dari cooling tower #2. Merupakan heat exchanger jenis Duplex. Cooler Skid ini juga dilengkapi Pressure Safety Valve (PSV) untuk air, bilamana pressure airnya melebihi 150 psi, maka akan dibuang ke udara bebas/keluar.. Generator/Gearbox Lube Oil Heat Exchanger Untuk Switch Over cooler skid saat kondisi GT operasi, dilakukan dengan membuka valve bypass dulu, baik untuk aliran oli maupun air pendingin. Hal ini bertujuan agar tidak ada kevakuman dalam cooler skid. Setelah tabung cooler skid sama-sama terisi, baru diputar tuas switching flow-nya. Sebelum memasuki cooler skid, terdapat After Reservoir Temperature Indicator (TI-6071), yang berfungsi sebagai penunjukan temperatur oli setelah dari reservoir. Selain itu terdapat juga After Cooler Skid Temperature Indicator (TI-6069), sebagai penunjukan temperatur oli setelah melewati Cooler Skid. Thermostatic Control Valve TCV-1661 berfungsi untuk mengatur aliran oli yang akan menuju ke lube oil filter agar temperaturnya sesuai setingan (140°F/60°C). Cara Kerja TCV Pada saat temperatur oli dari reservoir masih “dingin” (hingga 135°F), port B akan terbuka penuh menuju ke lube oil filter/A. Ketika oli mulai naik temperaturnya, port C akan mulai membuka dan port B mulai menutup,sehingga oli yang keluar di port A merupakan campuran dari B dan C. C akan membuka penuh dan B menutup penuh bilamana temperatur oli mencapai 149°F. Lube Oil Filter berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Filter ini berukuran 6 micron. Berjenis duplex, dimana tiap tabung berisi 3 elemen filter. Untuk mengetahui performance filter, dipasang Filter Pressure Differential Indicator (PI-6007), serta Pressure Differential Switch Hi (PDSH-6015) yang memberi alarm ke TCP bola pressure differential filter mencapai 20 psid. Lube Oil Filter Untuk Switch over filter yang digunakan , dapat dilakukan pada saat GT masih beroperasi. Pastikan Valve bypass dibuka terlebih dahulu untuk menghindari kevakuman oli dalam system. Setelah tabung yang akan digunakan terisi, baru pindah valve switch over’nya. Pressure Control Valve (PCV-6072) berfungsi untuk menjaga pressure oli di lube oil header setelah oil filter agar tidak berlebihan dan tetap stabil. PCV akan mengembalikan oli yang berlebih kembali ke reservoir, bekerjanya berdasarkan sensing pressure oli dari lube oil header setelah oil filter. Generator Bearing Supply Relief Valve (PSV-6086) Berfungsi sebagai relief valve, menjaga agar tekanan oli di lube oil header setelah filter tidak berlebihan/ sesuai setingan. Bila pressure mencapai 38 psig maka valve akan mengalirkan kelebihan oli kembali ke reservoir. Main Unit Parameter Pada saluran oli masuk ke kompartemen, dilengkapi dengan beberapa devices yang berfungsi sebagai proteksi dan juga pengukur, yaitu : Main Lube Oil Supply Line Temperature Element (TE-6025) sebagai pengukur nilai temperature oil supply. Hasil pembacaan dari TE ini digunakan untuk sensing dari : Temperature Indicator (TI-6025) sebagai penunjuk pembacaan temperature. Temperature Alarm Hi (TAH-6025) berfungsi memberi sinyal alarm ke TCP apabila temperature lube oil supply naik mencapai 71°C/160°F. Temperature Alarm Hi-Hi (TAHH-6025) berfungsi memberi sinyal ke TCP untuk shutdown unit apabila temperature lube oil supply naik mencapai 88°C/190°F. Main Lube Oil Supply Line Pressure Switch-Lo (PSL-6018) & PAL 6018 Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila pressure lube oil supply turun hingga 20 psig. Pressure Switch Lo-Lo (PSLL-6019) & PALL-6019 Berfungsi mendeteksi pressure oil supply, bila pressurenya turun hingga 12 psig, maka PSLL bekerja sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out. Main Lube Oil Supply Line Pressure Transmitter (PT-6026) & PI-6026 sebagai penunjuk pressure oli dalam line lube oil supply. Pressure Indicator (PI-6008) sebagai penunjuk pressure oli dalam line lube oil supply. Jacking Pump Lube Oil Supply Line Pressure Switch-Lo (PAL-6050) & PAL-6050 Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila pressure lube oil supply turun hingga 10 psig. Pressure Switch Lo-Lo (PSLL-6051) & PALL-6051 Berfungsi mendeteksi pressure oil supply, bila pressurenya turun hingga 5 psig, maka PSLL bekerja sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out, dan sebagai salah satu permissive untuk jacking oil pump beroperasi. Pressure Indicator (TI-6052) sebagai penunjuk pressure oli dalam line lube oil supply. Gearbox Dilengkapi 4 Temperature Element untuk masing-masing gearbox bearing yang terhubung dengan : Temperature Alarm-Hi(TAH) Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila temperature lube oil di bearing naik hingga 107°C/225°F. Temperature Alarm Hi-Hi (TAHH) Berfungsi sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out, apabila temperature oli dalam bearing naik hingga 116°C/240°F. Temperature Indicator (TI) sebagai penunjuk temperature oli dalam bearing. Generator Pada Bearing Drive End, dilengkapi dengan Temperature Element (TE-6021) sebagai pengukur / sensing temperature lube oil dalam metal bearing. Hasil pembacaannya digunakan sebagai sensing di : Temperature Alarm-Hi (TAH-6021) Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila temperature lube oil di bearing naik hingga 100°C/212°F. Temperature Alarm Hi-Hi (TAHH-6021) Berfungsi sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out, apabila temperature oli dalam bearing naik hingga 105°C/221°F. Temperature Indicator (TI-6021) sebagai penunjuk temperature oli dalam metal bearing. Generator Pada Bearing Exciter End, dilengkapi dengan Temperature Element (TE-6023) sebagai pengukur / sensing temperature lube oil dalam metal bearing. Hasil pembacaannya digunakan sebagai sensing di : Temperature Alarm-Hi (TAH-6023) Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila temperature lube oil di bearing naik hingga 92°C/197°F. Temperature Alarm Hi-Hi (TAHH-6023) Berfungsi sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out, apabila temperature oli dalam bearing naik hingga 95°C/203°F. Temperature Indicator (TI-6023) sebagai penunjuk temperature oli dalam metal bearing Pada Output Bearing Drive End dan Exciter End, dilengkapi dengan Temperature Element (TE-6035/6) sebagai pengukur / sensing temperature lube oil setelah keluar dari metal bearing. Hasil pembacaannya digunakan untuk sensing di : Temperature Alarm-Hi (TAH-6035/6) Fungsinya untuk memberi sinyal alarm ke TCP apabila temperature lube oil di line keluaran dari bearing naik hingga 87°C/189°F. Temperature Alarm Hi-Hi (TAHH-6035/6) Berfungsi sebagai switch untuk TCP mengaktifkan squence Fast Stop Lock Out, apabila temperature oli dalam line keluaran dari bearing naik hingga 90°C/194°F. Drain Line Generator Pada saluran drain dari generator bearing, dilengkapi dengan: Temperature Indicator (TI-6035/6) sebagai penunjuk temperature oli dalam drain line metal bearing. Flow Indicator (FI-60002/3) sebagai penunjuk adanya flow lube oil yang keluar dari drain bearing Drain Line Gearbox Pada saluran drain dari gearbox bearing, dilengkapi dengan: Temperature Element (TE-6084) sebagai penunjuk temperature oli dalam drain line gearbox bearing. Temperature Indicator (TI-6083) sebagai penunjuk analog temperatur lube oil yang keluar dari drain bearing. Jacking Oil Pump (MOT-6031) Berfungsi menyuplai oli untuk digunakan sebagai pembantu system hydraulic starter dalam awal gerak mula putaran shaft. Terdapat 4 elemen pompa, dimana elemen tersebut terbagi menjadi : High Pressure Oil Element 2 elemen pompa ini menyuplai oli bertekanan tinggi (2850psig/2,5gpm). Oli tersebut digunakan untuk “mendorong” thrust bearing pada rotor shaft generator sisi drive end, sehingga mempermudah putaran awal rotor. Jacking Oil Pump (MOT-6031) High Pressure Oil Element Dilengkapi PSV untuk masing-masing line, diseting 3000psig. Spesifikasi Motor Motor listrik 3 phase 400VAC; 15 kw Jacking Oil Pump Low Pressure Oil Element 2 elemen pompa ini menyuplai oli bertekanan (800psig/1,7gpm) yang digunakan di masing-masing bearing generator untuk seolah-olah “mengangkat” shaft generator. Hal ini bertujuan agar mempermudah shaft gas turbine berputar. Dilengkapi PSV untuk masing-masing line, diseting 1000psig. Pada sequence start, jacking oil stop operasi saat NSD mencapai 1000rpm. Jacking Oil Pump Low Pressure Oil Element 2 elemen pompa ini menyuplai oli bertekanan (800psig/1,7gpm) yang digunakan di masing-masing bearing generator untuk seolah-olah “mengangkat” shaft generator. Hal ini bertujuan agar mempermudah shaft gas turbine berputar. Dilengkapi PSV untuk masing-masing line, diseting 1000psig. Pada sequence start, jacking oil stop operasi saat NSD mencapai 1000rpm. Jacking Oil Pump Untuk pembacaan pressure dari jacking oil line, bisa dilihat pada saat start di Generator Gauge Panel. Pada masing-masing line dari jacking oil pump terpasang pressure indicator Rundown Tank. Rundown Tank berfungsi untuk menyediakan pelumasan apabila terjadi gangguan system jaringan Black Out, dengan tidak adanya power supply A/C maupun D/C. Prinsip kerjanya melumasi komponen generator dengan gravitasi selama proses penormalan gangguan. Rundown Tank. Pada komponen ini, terpasang : Rundown Tank GearBox Limit Switch (LS-6001A/B) & Level Alarm Lo-Lo with Shutdown (LALL-6001A/B) Berfungsi sebagai alarm bila level oli dalam rundown tank pada saat starting belum mencapai setingannya. (6 inch dari atas tanki) Level switch ini juga dijadikan sebagai start interlock pada start permissive, untuk memastikan fungsi rundown tank benar-benar bisa berjalan. Rundown Tank. Pada komponen ini, terpasang : Rundown Tank Generator Limit Switch (LS-6041) & Level Alarm Lo-Lo with Shutdown (LALL-6041) Berfungsi sebagai alarm bila level oli dalam rundown tank pada saat starting belum mencapai setingannya. (6 inch dari atas tanki) Level switch ini juga dijadikan sebagai start interlock pada start permissive, untuk memastikan fungsi rundown tank benar-benar bisa berjalan. GLO Tank Air / Oil Separator (Demister). Berfungsi sebagai pemisah oli dengan uap oli panas yang dihasilkan dari proses pelumasan komponen generator lube oil system. Motor menghisap uap oli dari GLO reservoir , kemudian uap oli mengalir ke heat exchanger untuk didinginkan menggunakan media air agar uap oli tersebut lebih banyak oli yang dapat ditangkap oleh filter. Uap oli lalu mengalir menuju filter, dimana titik-titik oli yang tertangkap di filter di kembalikan di reservoir dan uap akan keluar ke atsmofir. Demister. Untuk mengetahui performance dari demister, maka pada komponen ini dilengkapi dengan : Pressure Indicator (PI-6088) merupakan penunjuk besarnya pressure kevakuman dalam Generator/Gearbox reservoir. Demister High Pressure Switch (PSH-6089 & PAH-6089) berfungsi sebagai sensing alarm pada TCP saat pressure dalam GLO reservoir mencapai nilai (-25mmH2O) Hydraulic Starter System Gas Turbine LM 6000 Sprint HYDRAULIC STARTER SYSTEM Adalah suatu system yang mengatur untuk penggerak mula pada pengoperasian gas turbine. System ini mengatur tenaga yang diperlukan untuk penggerak gas turbine, baik pada saat awal start atau untuk pengoperasian saat dilakukan perawatan. Hydraulic Oil Reservoir Motor Hydraulic AC Hydraulic Pump Assembly Filter Charge Pump Hydraulic Starter Motor Hydraulic Starter Clutch Filter Starter Motor Return Case Drain Return Filter Case Drain Return Temperature Control Valve Fin-Fan Heat Exchanger Turning Motor Additional Supporting Devices Hydraulic Oil Reservoir. Merupakan tempat penampungan oli hydraulic. Berkapasitas 40 gallon US (151 ltr). Di Hydraulic Oil Reservoir terdapat instrumen atau pelengkap yaitu Heater (HE-1610) & Thermostat (TC-1611) Berfungsi sebagai pemanas oli hydraulic dalam reservoir. Sensor Level Reservoir (LSLL-1601) Fungsinya untuk memonitor level oli di resevoir tank. LSLL akan memberi sinyal shutdown ke TCP bila levelnya terbaca 6” dari atas reservoir. Level Gauge Hydraulic Oil Sebagai penunjuk level oli. Hydraulic Oil Reservoir. Low Temperatur Switch (TSL 1603) Fungsinya untuk mengontrol Temperatur Oli min 90 0F. TSL ini yang memberi input ke TCP untuk mengaktifkan heater dan thermostat apabila temperature oli turun mencapai 90 °F dan stop saat 100 °F. Bila temperature turun di 70°F, TSL memberi sinyal alarm. Bila temperature oli mencapai 190°F, system hydraulic starter akan shutdown. Motor Hydraulic AC MOT-1615 adalah motor listrik AC yang berfungsi menggerakkan hydraulic pump assembly. Untuk Start dan Stop dari motor dikontrol oleh Turbine Control Panel. Spesifikasi Motor : Motor listrik 400 VAC 150 Kw Hydraulic Pump Assembly berfungsi untuk mempompakan oli hydraulic ke hydraulic system. Pompa ini digerakkan oleh Motor Hydraulic AC. Terdapat 3 jenis pompa yang terhubung menjadi satu shaft, yaitu : Charge Pump Main Hydraulic Pump Hydraulic Cooler Pump Charge Pump Berfungsi menghisap oli hydraulic dari reservoir untuk digunakan oleh main hydraulic pump. Charge Pump ini dilengkapi dengan : • Press.Switch Lo-Lo with Shutdown (PDSHH-1600) & Press.Alarm Lo-Lo with shutdown (PDAHH-1600) merupakan proteksi untuk shutdown hydraulic starter system bilamana terjadi kevakuman saat charge pump menghisap oli dari reservoir. (ref.BOC hal.766 / single line Hyd.Starter System → 165 mmHg) • Filter Charge Pump dengan bypass relief valve. Pressure Indicator (PI-1612), merupakan penunjuk besarnya tekanan discharge dari charge pump. • Press.Switch Lo-Lo with Shutdown (PSLL-1605) & Press.Alarm Lo-Lo with shutdown (PSAL-1605) merupakan proteksi untuk shutdown hydraulic starter system bilamana pressure output dari charge pump kurang dari setingan. (ref.BOC hal.766 / single line Hyd.Starter System → 250 psig Main Hydraulic Pump berfungsi untuk menyediakan oil hydraulic bertekanan tinggi ke Hyd Starter Motor. Pompa ini menaikan tekanan oli suplai dari charge pump sebesar 5200 s/d 5700 psi, yang digunakan untuk menggerakkan hydraulic starter motor. Kecepatan putaran dari hydraulic starter motor tergantung dari besarnya oli discharge yang dihasilkan, dimana jumlah oli tersebut dipengaruhi oleh pergerakan swash platenya. Jika swash plate posisi kemiringan penuh, maka oli yang dipompa piston akan banyak, tetapi jika swash plate tegak maka olinya akan sedikit. Hydraulic Cooler Pump Fungsinya mensupply oli Hydraulic untuk menggerakkan Hyd.Motor Fan Heat Exchanger. Untuk memproteksi agar tidak overpressure, maka hydraulic cooler pump ini dilengkapi dengan relief valve, yang akan mengalirkan oli ke drain bila pressurenya mencapai 1200 psid. Filter Charge Pump berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli hydraulic sebelum masuk ke Main Hydraulic Pump. Filter ini berukuran 5 micron. Dilengkapi dengan bypass relief valve, yang akan membypass aliran oli bilamana differential pressurenya mencapai 50 psid Hydraulic Stater Motor berfungsi untuk merubah tenaga kinetis yang terdapat dalam oli bertekanan tinggi dari Main Hydraulic Pump menjadi tenaga mekanis. Hydraulic Starter Motor ini terletak di Accessory Gear Box. Hydraulic Stater Motor Kecepatan putaran dari hydraulic motor stater ini tergantung dari banyaknya jumlah oli yang disuplai oleh main hydraulic pump. Hydraulic Starter Clutch berfungsi untuk meneruskan dan memutus putaran dari hyd starter motor ke accessories gear box. pada saat awal start, bekerja meneruskan putaran dari hyd starter motor untuk menggerakkan HPC rotor. ketika masuk squence hyd starter system stop, clutch akan memutus putaran dari turbin, dengan memanfaatkan prinsip gaya sentrifugaal Filter Starter Motor Return berfungsi untuk menyaring oli hydraulic bagian low pressure / outlet dari Hydraulic Starter Motor . Oli yang sudah tersaring ini akan dikembalikan ke main hydraulic oil pump untuk disirkulasikan lagi ke hydraulic Stater Motor. Type filter Spin On 10 micron. Dilengkapi dengan bypass valve yang akan bekerja bila diff. press-nya sebesar 25 psid Filter Starter Motor Return Type filter Spin On 10 micron. Dilengkapi dengan bypass valve yang akan bekerja bila diff. press-nya sebesar 25 psid. Terdapat juga indikator filter bila sudah mulai ngeblock. Case Drain Return berfungsi untuk mengeluarkan oli panas yang terdapat dalam Hydraulic Starter Motor line. Oli panas ini akan dikembalikan ke hydraulic oil reservoir, tapi bila masih panas akan didinginkan dulu di heat exchanger. Case Drain Return Di Case Drain Return adapter, dilengkapi juga dengan : Case High Temperature Switch TSH – 1602 berfungsi memberi alarm pada Turbine Control Panel bilamana temperature oli dari case drain mencapai setingannya . (ref.BOC hal.766 → 82°C / 182°F) Filter Case Drain Return berfungsi untuk menyaring oli panas yang berasal dari Case Drain Return, sebelum masuk ke Temperature Control Valve. Dilengkapi juga dengan bypass valve yang akan membypass oli bila filter case drain return sudah ngeblok / kotor, juga differential pressure gauge-nya. Fin Fan Heat Exchanger berfungsi untuk mendinginkan oli panas dari saluran Case Drain Return. Pendinginannya menggunakan media udara yang dihembuskan oleh fin fan heat exchanger hydraulic motor. Fin Fan Heat Exchanger Hydraulic motor memutar Fan dengan memanfaatkan tenaga kinetis oli dari hydraulic cooler pump. Temperature Control Valve TCV-1661 berfungsi untuk mengatur aliran oli dari case drain filter menuju ke heat exchanger untuk pendinginan atau langsung ke hydraulic oil reservoir. TCV bekerja mengarahkan oli panas ke fin fan heat exchanger bila temperaturenya di atas 120°F/49°C. TCV ini juga dilengkapi cooler bypass valve, berfungsi mem-bypass oli panas dari case drain filter menuju reservoir bila terjadi diff. pressure 15 psid. Turning Gear berfungsi untuk membantu putaran Gas Turbine pada saat awal mula start atau pada saat dilaksanakannya perawatan . Turning Gear ini digerakkan oleh Motor AC 18,6 Kw (MOT-6899) Additional Supporting Devices terdapat peralatan yang ikut menunjang pada saat proses starting gas turbine, yaitu Jacking Oil Pump Berfungsi menyuplai oli untuk digunakan seolah-olah mengangkat shaft generator dan menekan thrust bearing generator pada saat awal start. Hal ini bertujuan agar mempermudah gas turbine berputar. Pada sequence start, jacking oil stop operasi saat NSD mencapai 1000rpm. Oli dari reservoir dihisap oleh charge pump dan cooler pump. Dari charge pump oli disuplai ke main pump dengan pressure 350 psi, melewati filter charge pump 5 micron. Main hyd pump lalu memompa oli dan menaikkan tekanannya menjadi 5200 psig untuk memutar hydraulic starter motor. Oli return dari starter motor diarahkan kembali ke main pump setelah disaring lebih dahulu di filter return. Sebagian oli dari reservoir dihisap oleh cooler pump untuk digunakan menggerakan fin fan heat exchanger motor, lalu oli returnnya dialirkan kembali ke reservoir Pada hydraulic pump dan hydraulic starter motor, terdapat saluran drain case return yang berfungsi mengeluarkan sebagian oli panas dari dalam line hydraulic pump dan starter tersebut. Oli panas tersebut setelah melalui case drain filter akan diatur arah alirannya oleh TCV, dimana bila temperaturenya masih dingin,akan dikembalikan langsung ke reservoir. Tetapi bila temperaturnya panas, maka akan diarahkan untuk didinginkan dulu di heat exchanger sebelum ke reservoir Sequences Start Sampai ON System LM6000 Lakukan checklist sebelum pengoperasian. Pastikan Start Permissive pada HMI sudah terpenuhi semua(hijau semua). Unit No shutdown Four hour lock out not active Not calibration mode Turbine L/O tank temp OK Turbine L/O tank level OK Hydraulic starter OK Generator L/O tank temp OK Generator bearing temp OK Fuel and Water System Fuel selected Fuel driver OK Fuel valve on min stop Discrete out force mode disabled Stator temp GT 14°F Customer start permissive Vibration System malfunction 4 T48 sensor failed core no start 3 adjacent T48 sensor fail core no start VBV feedback diff core no start T3 failed core no start Fuel supply pressure OK Fuel system ready Water injection system OK Sequences Start Sampai ON System LM6000 Control System Hardware Micronet Hardware OK Fuel and Water System N25 at min NSD at SYNC position Setelah tombol start ditekan, motor AC main gen L/O pump running. Generator dan turbine ventilation fan beroperasi. Motor Hydraulic AC beroperasi lalu setelah delay timer 10 detik, solenoid valve SOV-6019 akan memposisikan swash plate pada main hydraulic pump untuk output 100%, dan pompa jacking L/O juga ikut operasi. Motor AC turning gear beroperasi membantu putaran awal pada shaft LP di gearbox. Linknet Hardware T48 less than 400°F N25 less than 300 rpm Gas turbine mulai berputar, ketika N25 > 1700 rpm purge timer selama 2 menit beroperasi. Setelah waktu 2 menit terlampaui, SOV-6019 memposisikan swash plate main hyd pump ke output 0%, sehingga tidak ada tekanan oli yangmemutar hydraulic motor stater. Putaran gas turbine menurun. Ketika N25 mencapai 1700 rpm, SOV-6019 memposisikan kembali swash plate main hyd pump ke output 100% sehingga hyd starter motor memutar turbin lagi. Kontrol fuel gas kemudian membuka dan ignitor dinyalakan. Turning gear stop operasi ketika N25 mencapai 2400 rpm. Saat N25 mencapai 4600 rpm, SOV-6019 memposisikan swash plate main hyd pump ke output 0%, setelah delay timer 10 detik maka motor hyd AC berhenti operasi. Dari posisi , gas turbine mulai berakselerasi karena adanya pembakaran hingga lepasnya hyd starter system . Motor jacking L/O mulai stop operasi pada NSD mencapai 1000rpm. Ketika N25 >6050 rpm dan NSD>1250 rpm, gas turbine masuk kecepatan untuk synchron (sync idle) dan warming up timer mulai berjalan. Unit siap untuk ON system. Setelah On System, load unit akan naik sesuai demand load-nya hingga sampai di titik pembebanan FULL DRY LOAD, yaitu pembebanan maksimal tanpa menggunakan sprint system. bila hendak menggunakan sprint, maka terdapat rentang waktu sekitar 2 menit untuk sprint-purging dulu, baru sprint system beroperasi. Pada saat sprint beroperasi, maka gas turbine pengoperasiannya di base load with sprint. Untuk pengoperasian Water Injection, baru bisa memenuhi permissive-nya saat pembebanan sekitar 25%. Turbine Lube Oil System LM 6000 Sprint PENGENALAN KOMPONEN PRINSIP KERJA TURBINE LUBE OIL SYSTEM STUDY CASES Adalah suatu system yang mengatur pelumasan komponen-komponen yang bergerak dalam turbine serta peralatan pendukung lainnya, serta menyediakan oli untuk digunakan sebagai penggerak aktuator pada variable geometry control system. Sistem ini mengatur agar fungsi pelumasan secara kontinyu pada gas turbine agar dapat berjalan dengan maksimal. Komponent Turbine Lube Oil Turbine Lube Oil Reservoir Turbine Lube Oil Pump Assembly Turbine Lube Oil Supply Filter Lubrikasi Dalam Gas Turbine Turbine Lube Oil Scavenge Relief Valve Turbine Lube Oil Scavenge Filter Turbine Lube Oil Heat Exchanger Thermostatic Control Valve Turbine Lube Oil Air/Oil Separator Demister dan Flame Arrester Variable Geometry Component 1. Turbine Lube Oil (TLO) Reservoir. Merupakan tempat penampungan oli turbine. Jenis full synthetic Lube Oil. Berkapasitas 150 gallon US (568 ltr). Di TLO Reservoir terdapat instrumen atau pelengkap yaitu TLO Tank Heater & Thermostat (HE-6104 & TC-6131) Berfungsi sebagai pemanas oli dalam reservoir, sehingga oli dijaga pada temperature 90°C. TLO Tank Level Gauge Sebagai penunjuk level oli. Drain Valve Merupakan saluran untuk drain oli dalam reservoir. TLO Tank Level Switch (LSL-6102) Fungsinya untuk memonitor level oli di resevoir tank. LSL akan memberi sinyal alarm ke TCP bila level olinya terbaca 12” dari atas reservoir. TLO Tank Temperature Indicator (TI-6014) sebagai penunjuk temperature oli dalam reservoir. TLO Tank Temperature Switch (TSL-6113) Sebagai switch sensing alarm pada TCP bila temperature TLO turun hingga 70°C. Flow Indicator (FI-61005) Merupakan indicator aliran oli kembali dari Air/oil separator. Turbine Lube Oil Pump Assembly merupakan pompa untuk mensirkulasikan turbine lube oil ke dalam system. Terdiri dari 7 bagian, dimana 1 pompa untuk suplai oli ke TLO system, sedangkan 6 pompa untuk scavenge oli kembali ke reservoir. Turbine Lube Oil Supply Filter berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Filter ini berukuran 6 micron. Berjenis duplex. Untuk Switching Over filter yang digunakan , dapat dilakukan pada saat GT masih beroperasi. Caranya tekan lock handle valve, lalu putar handle valve’nya 180°. Turbine Lube Oil Supply Filter Untuk mengetahui performance filter, dipasang Filter Pressure Differential Indicator (PI-6106) sebagai penunjuk differential pressure Differential Pressure Switch Hi (PI-6120) sebagai switch sensing alarm ke TCP bilamana differential pressure naik hingga 20 psid. Differential Pressure Switch Hi –Hi (PDSH-6144) Merupakan switch sensing TCP untuk shutdown Gas Turbine secara Cool Down Lock Out, bilamana pressure differential filter mencapai 25 psid. Lubrikasi Pada Gas Turbine Dari TLO Supply Filter, oli masuk kembali ke pump assembly kemudian disalurkan ke bagian-bagian turbine untuk pelumasan, yaitu : Sump Bearing A & Transfer Gearbox Sump Bearing B-C Sump Bearing D-E Accessory Gear Dari masing-masing sump bearing, transfer dan accessory gearbox, oli yang terkumpul dihisap oleh scavenge pump untuk dikembalikan lagi ke TLO reservoir. Lube And Scavenge Line Cooling Pada sump bearing B, C, D dan E yang relatif berada di daerah yang panas, dilengkapi dengan line udara dari instrument untuk keperluan pendinginan ketika unit setelah shutdown. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya oli yang masih terdapat dalam sump “termasak” dikarenakan panas sisa setelah shutdown. Pada saat unit setelah shutdown, TCP memerintahkan Power Turbine Cooling Air Purge Solenoid (SOV-6185) untuk membuka aliran udara instrument menuju sump bearing B-C dan sump bearing D-E. Aliran udara ini akan membentuk lapisan udara dingin di dinding-dinding sump bearing dan sekitar oil line. Pendinginan ini berlangsung selama ± 1,5 jam, diharapkan agar turbine frame sudah cukup dingin di bawah temperature “masak” oli. Magnetic Chip Detector Berfungsi . untuk mendeteksi bila adanya partikel logam besi / baja dari keausan pada komponen yang terbawa oleh aliran oli. 2 buah Chip detector dipasang pada aliran oli dari Sump bearing A/TGB & sump bearing B, dan 1 buah Chip detector untuk aliran oli total scavenge line keluar ke scavenge filter. Untuk pembacaannya bila dalam kondisi bersih menunjuk ke 300 ohm. Pembacaannya akan semakin mengecil bilamana kandungan partikel yang tersaring di chip detector semakin banyak. Pada nilai 100 Ohm TCP menyikapinya sebagai alarm. Resistance Temperature Detector berfungsi untuk mendeteksi temperatur aliran oli setelah pelumasan pada masing-masing bearing. RTD terpasang pada masing-masing aliran scavenge, dimana pembacaan dari RTD ini menjadi sensing TCP untuk monitoring, alarm bahkan shutdown dalam pengoperasian Gas turbine. Lube Oil Pressure Line Pada pump assembly ini juga dilengkapi dengan line-line lube oil yang dihubungkan dengan TLO system instrument panel untuk pembacaan dan proteksi, a.l: Lube Oil Supply Pressure terdapat beberapa komponen yaitu : TLO Supply Pressure Indicator, sebagai penunjuk pressure lube oil supply. TLO Supply Pressure Switch, ada 2 switch untuk seting yang berbeda, yaitu a. sebagai sensing TCP untuk mengaktifkan Fast Stop Lock Out bila pressure supply oli terbaca 15 psig jika kondisi XN25<7800 rpm. b. sebagai sensing TCP untuk mengaktifkan Fast Stop Lock Out bila pressure supply oli terbaca 6 psig dengan kondisi 4500 rpm < XN25 < 7800 rpm. TLO Supply Pressure Transmitter, sebagai pembaca pressure lube oil supply. Turbine Scavenge Relief Valve (PSV-6103) berfungsi untuk menjaga pressure oli di lube oil sebelum scavenge filter agar tidak berlebihan. PSV akan mengembalikan oli akibat pressure berlebih kembali ke reservoir. (140 psig) Turbine Lube Oil Scavenge Filter berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Filter ini berukuran 6 micron. Berjenis duplex. Untuk Switching Over filter yang digunakan , dapat dilakukan pada saat GT masih beroperasi. Caranya tekan lock handle valve, lalu putar handle valve’nya 180°. Turbine Lube Oil Scavenge Filter Untuk mengetahui performance filter, dipasang Filter Pressure Differential Indicator (PI-6107) sebagai penunjuk differential pressure Differential Pressure Switch Hi (PI-6118) sebagai switch sensing alarm ke TCP bilamana differential pressure naik hingga 20 psid. Differential Pressure Switch Hi –Hi (PDSH-6119) merupakan switch sensing TCP untuk shutdown Gas Turbine secara Cool Down Lock Out, bilamana pressure differential filter mencapai 25 psid. Turbine Lube Oil Heat Exchanger Berfungsi mendinginkan lube oil dari scavenge filter. Oli yang panas masuk ke cooler skid untuk didinginkan dengan media air dari cooling tower #1. Merupakan heat exchanger jenis Duplex. Cooler Skid ini juga dilengkapi Pressure Safety Valve (PSV) untuk air, bilamana pressure airnya melebihi 150 psi, maka akan dibuang ke udara bebas/keluar.. Turbine Lube Oil Heat Exchanger Untuk Switch Over cooler skid saat kondisi GT operasi, dilakukan dengan membuka valve bypass dulu, baik untuk aliran oli maupun air pendingin. Hal ini bertujuan agar tidak ada kevakuman dalam cooler skid. Setelah tabung cooler skid sama-sama terisi, angkat pin lock handle, baru diputar handle switching flow-nya. Cooling Tower Sebagai media pendingin pada heat exchanger, digunakan air demin yang sudah di injeksi dengan bahan kimia khusus pada cooling tower. Air yang digunakan untuk menyerap panas oli (secara konveksi) pada heat exchanger didinginkan oleh motor fan cooling tower. Cooling Tower Softener Merupakan tempat pengatur injeksi kimia ke dalam air pendingin yang digunakan dalam cooling tower. Jenis bahan kimia yang digunakan untuk injeksi : Phosphat (3DT129) untuk mengurangi sifat air yang menimbulkan kerak. Zinc (3DT190) untuk mengurangi sifat korosif air. Hydro Chloride (HCl) untuk mengatur kadar Ph air. Kaporit (ST 70) untuk mengikat kadar besi yang masih ada dalam air. TLO Thermostatic Control Valve (TCV-6101) berfungsi untuk mengatur aliran oli yang akan menuju ke reservoir agar temperaturnya sesuai setingan (110°F/43°C). Cara Kerja TCV Pada saat temperatur oli dari scavenge filter masih “dingin” (100°F- 102°F), port B akan terbuka penuh menuju ke reservoir / A. Ketika oli mulai naik temperaturnya, port C akan mulai membuka dan port B mulai menutup,sehingga oli yang keluar di port A merupakan campuran dari B dan C, sesuai setingan TCV. C akan membuka penuh dan B menutup penuh bilamana temperatur oli mencapai 116°F- 118°F. Terdapat penunjukan temperature yaitu : After Thermostatic Control Valve Temperature Indicator (TI-6137), yang berfungsi sebagai penunjukan temperatur oli setelah dari TCV yang menuju ke reservoir. Selain itu terdapat juga After TLO Heat Exchanger Temperature Indicator (TI-6136), sebagai penunjukan temperatur oli setelah melewati TLO Heat Exchanger. TLO Air / Oil Separator Berfungsi sebagai pemisah oli dengan uap oli panas yang berasal dari sump bearing dan accesory gear di gas turbine. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Pre Separator Sebagai pemisah awal antara uap panas dengan titik oli. Fin Fan Cooler. Merupakan pendingin uap panas oli setelah dari pre separator. Dengan adanya pendinginan ini diharapkan titi-titik oli yang dapat ditangkap oleh filter akan semakin banyak. Separator menangkap oli yang masih terkandung dalam uap panas oli. TLO Air / Oil Separator Uap oli panas dari masing-masing sump bearing dan dari accessories gearbox diarahkan keluar menuju air/oil separator. Uap oli panas ini pertama disaring oleh Pre Separator dulu, lalu didinginkan oleh air-to-vent air heat exchanger agar titik-titik oli yang dapat ditangkap oleh filter pad pada second stage separator bisa lebih banyak lagi (proses kondensasi uap oli panas). Kemudian uap oli panas mengalir dalam second stage separator, dimana titik-titik oli yang tertangkap oleh filter dikembalikan lagi ke reservoir, sementara uap dilepas ke udara bebas. TLO Tank Demister & Flame Arrester Berfungsi sebagai pemisah oli dengan uap oli panas yang berada pada turbine lube oil tank/ reservoir. Uap oli panas dari dalam TLO reservoir mengalir ke atas menuju filter, dimana filter yang berjumlah 2 pcs menyaring titik-titik oli yang terkandung dalam uap oli panas tersebut.. Titik-titik oli yang tertangkap di filter di kembalikan ke reservoir dan uap akan keluar ke atsmofir. Flame Arrester berfungsi mencegah timbulnya nyala api dari uap oli panas yang ada. Variable Geometry System Berfungsi sebagai pengatur volume udara yang masuk ke High Pressure Compressor, sehingga bisa meningkatkan efisiensi mesin dan menghindari terjadinya compressor stall. Pengaturannya dilakukan oleh pergerakan aktuator Variable Bypass Valve dan Variable Stator Vanes. Terdapat 3 bagian utama pada VG system, yaitu : VG pump and filter Hydraulic Control Unit (HCU) Actuator Variable Geometry Pump Berfungsi sebagai penyuplai oli bertekanan yang akan digunakan untuk kontrol pergerakan aktuator pada VBV dan VSV. Dilengkapi dengan pengaman line supply yaitu relief valve pada tekanan 1400 psi. Variable Geometry Filter Berfungsi sebagai penyaring oli dari VG pump yang akan digunakan oleh Hydraulic Control Unit (HCU). Besarnya filter 40µ. Dilengkapi dengan pressure differential switch yang memberi sinyal alarm ke TCP bilamana pressurenya terbaca 20 psid. Variable Geometry Pump Berfungsi sebagai penyuplai oli bertekanan yang akan digunakan untuk kontrol pergerakan aktuator pada VBV dan VSV. Dilengkapi dengan pengaman line supply yaitu relief valve pada tekanan 1400 psi. Variable Geometry Filter Berfungsi sebagai penyaring oli dari VG pump yang akan digunakan oleh Hydraulic Control Unit (HCU). Besarnya filter 40µ. Vibrasi And Protection System Gas Turbine LM 6000 Sprint Vibrasi & Protection System Definisi Vibrasi & Proteksi System Komponen Vibrasi & Proteksi System Cara Kerja Vibrasi & Proteksi System Pengertian Vibrasi Getaran mesin (Mechanical Vibration) diartikan sebagai gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang dominan dalam getaran permesinan adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari mesin tersebut. Proteksi System pada vibrasi Adalah suatu system yang berfungsi untuk melindungi engine dari kerusakan fatal dikarenakan terindikasi kerusakan pada komponen yang mengakibatkan terjadinya vibrasi yang tinggi. Sensor pada turbin berjenis Accelerometer XE6876 A LP_CRF : Sensor Vibrasi pada low pressure compressore sisi belakang. XE6877 A LP_TRF : Sensor Vibrasi pada low pressure turbin sisi belakang. XE6876 B HP_CRF : Sensor Vibrasi pada high pressure compressore sisi belakang XE6877 B HP_TRF : Sensor Vibrasi pada high pressure turbin sisi belakang. XE6876 CRF : Sensor Vibrasi pada compressore sisi belakang ( ). XE6877 TRF : Sensor Vibrasi pada turbin sisi belakang (melingkar). Sensor pada Gear box berjenis Accelerometer XE6897 Blind End : Sensor vibrasi pada gearbox yang tidak terhubung dengan generator & turbin XE6898 Ext End : Sensor vibrasi pada gearbox yang terhubung dengan generator & turbin. Sensor pada generator berjenis Proximiter XE6807 DE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6808 DE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6809 NDE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan depan (Exiter). XE6810 NDE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri depan (Exiter). Sensor Accelerometer pada sisi turbin terpasang pada sisi belakang LPC,sisi belakang HPC,sisi belakang HPT dan LPT Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu disisi turbin Dimana speed yang terbaca oleh sensor vibrasi jenis Accelerometer di konversikan dari kecepatan getaran menjadi displacmen (jarak gataran) dan kemudian dikonversikan kembali menjadi signal electrik ,signal tersebut diterima oleh alat yang bernama Bently Nevada 3500 dan kemudian diolah untuk ditampilkan pada HMI Screen ( satuannya inchi/ second ) Sensor Wide band Terletak pada sisi luar dari pada turbin,terpasang pada sisi turbin bagian bawah yang berfungsi untuk mengukur getaran dari sisi luar pada turbin Untuk satuan pengukurannya adalah inchi/second Sensor Accelerometer pada Gearbox berjenis Accelerometer terpasang pada sisi depan yang berhubungan dengan generator dan sisi belakang yang berhubungan dengan turbin Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu pada gearbox Dimana sensor vibrasi jenis Accelerometer pembacaan satuannya adalah inchi/ second (in/s) Sensor Proximitors pada generator Berfungsi untuk mengukur jumlah gerakan dari pada massa suatu benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh mana benda bergerak maju mundur (bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi, pada generator biasanya untuk mengukur jarak antara shaft generator dengan housing bearing ), satuannya adalah mills Terdapat 4 sensor vibrasi pada sisi generator,yaitu 2 disisi depan (kanan dan kiri) & 2 disisi belakang (sisi kanan dan kiri) Bently Nevada 3500 Berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap engine dengan cara memonitor secara continue/terus-menerus dengan membandingkan parameter terhadap nilai pengaturan alarm. Memberikan Informasi penting apabila terjadi satu kondisi critical pada mesin dalam hal vibrasi ( alarm). Terdapat komponen didalam Bently Nevada 3500 yang berfungsi menyaring/memfilter signal dari masing-masing sensor dan mengolah signal tersebut menjadi data yang ditampilkan pada monitor HMI. Cara Kerja Sistem Vibrasi Sensor vibrasi dari generator, gearbox dan turbin masing-masing mengeluarkan/membangkitkan signal electrik,masing-masing signal diterima oleh suatu alat yaitu Bently Nevada 3500 yang terpasang pada turbin control panel (TCP). Terdapat beberapa komponen pada Bently Nevada 3500 yang akan memfilter/menyaring signal yang telah diterima dan mengolah signal tersebut menjadi data, kemudian data tersebut ditampilkan pada screen HMI sesuai dengan jenis sensornya. Satuan pembacaan pada screen HMI untuk sensor jenis accelerometer adalah inchi/second (in/s),sedangkan untuk sensor jenis proximiter satuannya adalah Mils Bently Nevada 3500 menggunakan supply power 24 VDC, terdapat dua power supply yaitu supply power utama dan supply power cadangan/back up, Apabila supply power utama bermasalah maka supply power cadangan/back up akan menyadiakan power untuk kerja dari Bently Nevada 3500 tanpa menggangu system yang sedang bekerja Prinsip kerja sensor Accelerometer Sensor tipe accelerometer terdapat sebuah penguat didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan muatan listrik sebagai respon terhadap gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik yang sebanding dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatan listrik yang ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil..Kemudian muatan listrik tersebut di kirim ke Bentlly Nevada 3500 dan di olah menjadi data untuk ditampilkan pada screen HMI Prinsip Kerja Sensor proximitor Pada mesin berputar, sensor proximiter digunakan untuk mengukur getaran poros tanpa menyentuh poros tersebut. Sinyal dikirimkan pada koil. Suatu permukaan logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan mengurangi amplitude sinyal. Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-ubah, maka amplitude sinyal juga akan berubah-ubah sebanding dengan jarak antara poros dengan koil tersebut. sensor proximiter dipasang pada suatu mesin dengan jarak tertentu, jarak antara ujung sensor dengan poros dari mesin disebut gap. Out put Sinyal tersebut kemudian di kirim mennuju Bentyl Nevada 3500 dan kemudian diproses untuk dijadikan data. Water Injection System Gas Turbine LM 6000 Sprint Gas Turbine LM 6000 Sprint System Water Injection Gas Turbine LM 6000 Sprint System Water Injection WI ( WATER INJECTION ) SYSTEM Adalah satu sistem dalam Gas Turbin yang fungsi utamanya adalah menurunkan kadar Nox ( Nitrogen oksida ) yang dihasilkan dari proses pembakaran pada Gas Turbin. Pengertian NOx itu sendiri adalah senyawa oksida – oksida nitrogen yang berasal dari emisi / gas buang hasil proses pembakaran mesin – mesin pembangkit yang menggunakan bahan bakar gas alami. NOx yang terlalu tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.Dan efek buat mesin / pembangkit sendiri adalah menyebabkan pembakaran tidak sempurna.Semakin tinggi temperatur pada proses pembakaran,semakin tinggi pula Nox yang dihasilkan. Proses dasarnya Water Injection adalah menyemprotkan water demin ke dalam combustion,sehingga dapat mengurangi / menjaga temperature pada combustion/ruang bakar. Pada aplikasinya WI dimanfaatkan juga untuk menaikkan daya out put unit ,prosesnya adalah : - Ketika beban unit sudah tidak mampu dinaikkan lagi,dan control mode yang muncul adalah ‘’ T48 CONTROL ‘’ artinya adalah temperatur pada inlet LPT sudah mencapai pada batas maksimal yang direkomendasikan ( 1600 F ), Untuk menaikkan beban harus menurunkan temperatur pada inlet LPT,yaitu dengan WI,menyemprotkan / menginjeksikan water demin kedalam combustion sehingga temperatur pada combustion turun, dan temperatur inlet LPT pun turun,dan beban / daya out put bisa dinaikkan. Water injection bisa meningkatkan daya out put unit ± 2 – 3 mw. Komponen pada Water Injection System 1. Filter 2. water Injection Pump 3. Flow Control Valve 4. Selenoid Valve 5. Water manifold 6. Nozzle 1.Filter Merupakan komponen yang ber Fungsi untuk menyaring water Demin yang di supply dari WTP ( Water Treatment Plan ) sebelum Ke water injection pump. Dalam WI system ini terdapat 3 pcs filter,ukuran 5 mic. 2.Water Injection Pump Komponen yang berfungsi untuk Menginjeksikan water demin yang disupply dari WTP ke water manifold. Water injection pump digerakkan oleh motor AC yang di control di MCC dan di monitor pada HMI. Pada assembly WI Pump ini terdapat 2 indikator ( Pressure before pump dan presure after pump ) dan juga terdapat check valve (untuk mencegah back flow ) dan manual valve ( untuk membuang udara yang terjebak didalam line ). 3.Flow Control Valve Komponen yang berfungsi mengontrol Jumlah water demin yang masuk ke water manifold,dengan membuka dan menutup sesuai dengan DMD (%) yang berdasarkan pada beban unit dan pressure gas. 4.Selenoid Valve Komponen yang berfungsi sebagai shut off valve yang bekerja membuka dan menutup ( block ) sesuai dengan DMD. Terdapat 3 selenoid valve dalam WI System,( SOV 6240 ,SOV 6262 ) untuk suply dan ( SOV 6210 ) untuk drain. 5.Water manifold Komponen yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya water demin yang di supply dari water injection pump menuju ke Nozzle,untuk kemudian diinjeksikan ke combustion. Proses Start ( squence ) - Pada saat WI stand by ( Disable ),Motor pompa mati dan posisi FCV dan selenoid valve menutup.Selenoid valve ( SOV 62002 ) untuk Gas fuel membuka,water manifold mendapat supply Gas sehingga manifold untuk gas fuel menjadi 2 line. - Saat WI di aktifkan /enable ( pada HMI layar B6 ),motor pompa running, diikuti dengan selenoid valve ( SOV 6240 dan SOV 6262 ) membuka. Kemudian Flow Control Valve ( FCV 6238 ) perlahan membuka mengikuti DMD / permintaan.Sedangkan ( SOV 62002 ) untuk gas fuel menutup. - FCV membuka sesuai dengan DMD yang dibutuhkan,apabila supply water lebih banyak dari pada DMD,maka sisa water akan dikembalikan ke water tank ( di WTP ),melalui by pass / return line. - Yang perlu diperhatikan dalam proses WI adalah rata antara water dengan gas fuel tidak boleh terlalu tinggi.Apabila terlalu tinggi maka proses WI akan gagal/shutdown. Maka dari itu sebelum WI di aktifkan periksa dan pastikan water demin dan pressure gas mencukupi.(gas pressure > 500 psig ) Ratio normal water : gas fuel adalah < 1 ( 0.6 : 1 ),pada posisi ratio 1.8 WI akan trip / shutdown.( contoh ratio normal water : gas = water flow inj 9213 lbs/hr ,gas fuel flow 14806 ,ratio = 0.62 ) Pada saat WI operasi,ada beberapa yang di control dan di monitor di HMI maupun local : - Pressure Indicator ( PI-62060 ) Untuk membaca pressure water sebelum injection pump ( local ). - Presure Indicator ( PI-62057 ) Untuk membaca pressure water setelah injection pump ( local ). - Pressure Indicator after control valve ( PI-6239 ) Untuk membaca pressure water setelah control valve ( local ). - Pressure Transmitter ( PT 62000 ) Untuk membaca pressure water sebelum masuk ke FCV. - Temperature Element ( TE 62145 ) Untuk membaca temperatur water sebelum masuk ke FCV. - Flow Transmitter ( FT 6243 ) Untuk membaca jumlah aliran / flow water yang masuk setelah FCV. - Pressure Transmitter ( PT 6230 ) Untuk membaca pressure water sebelum masuk ke manifold /nozzle. - Temperature Element ( TE 62046 ) Untuk membaca temperatur water yang masuk sebelum manifold / nozzle. Proses stop ( squence ) - Sebelum WI di Disable,suplly water demin dari WTP di matikan terlebih dulu ( atau contact WTP untuk stop pompa ). - Pada saat WI di Disable ( pada HMI layar B6 ),Flow Control Valve ( FCV ) menutup di ikuti selenoid valve ( SOV 6240 dan SOV 6262 ) juga menutup. Beberapa detik kemudian motor pompa ( MOT 62059A ) mati. - Selenoid valve ( SOV 62002 ) membuka untuk mensupply gas pada water manifold,sehingga manifold untuk gas fuel menjadi 2 line,dan WI system stand by. - Ketika WI di Disable,daya out put / beban secara otomatis akan turun ± 2 – 3 mw. Gas Turbine LM 6000 Sprint System Water Injection WI ( WATER INJECTION ) SYSTEM Adalah satu sistem dalam Gas Turbin yang fungsi utamanya adalah menurunkan kadar Nox ( Nitrogen oksida ) yang dihasilkan dari proses pembakaran pada Gas Turbin. Pengertian NOx itu sendiri adalah senyawa oksida – oksida nitrogen yang berasal dari emisi / gas buang hasil proses pembakaran mesin – mesin pembangkit yang menggunakan bahan bakar gas alami. NOx yang terlalu tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.Dan efek buat mesin / pembangkit sendiri adalah menyebabkan pembakaran tidak sempurna.Semakin tinggi temperatur pada proses pembakaran,semakin tinggi pula Nox yang dihasilkan. Proses dasarnya Water Injection adalah menyemprotkan water demin ke dalam combustion,sehingga dapat mengurangi / menjaga temperature pada combustion/ruang bakar. Pada aplikasinya WI dimanfaatkan juga untuk menaikkan daya out put unit ,prosesnya adalah : - Ketika beban unit sudah tidak mampu dinaikkan lagi,dan control mode yang muncul adalah ‘’ T48 CONTROL ‘’ artinya adalah temperatur pada inlet LPT sudah mencapai pada batas maksimal yang direkomendasikan ( 1600 F ), Untuk menaikkan beban harus menurunkan temperatur pada inlet LPT,yaitu dengan WI,menyemprotkan / menginjeksikan water demin kedalam combustion sehingga temperatur pada combustion turun, dan temperatur inlet LPT pun turun,dan beban / daya out put bisa dinaikkan. Water injection bisa meningkatkan daya out put unit ± 2 – 3 mw. Komponen pada Water Injection System 1. Filter 2. water Injection Pump 3. Flow Control Valve 4. Selenoid Valve 5. Water manifold 6. Nozzle 1.Filter Merupakan komponen yang ber Fungsi untuk menyaring water Demin yang di supply dari WTP ( Water Treatment Plan ) sebelum Ke water injection pump. Dalam WI system ini terdapat 3 pcs filter,ukuran 5 mic. 2.Water Injection Pump Komponen yang berfungsi untuk Menginjeksikan water demin yang disupply dari WTP ke water manifold. Water injection pump digerakkan oleh motor AC yang di control di MCC dan di monitor pada HMI. Pada assembly WI Pump ini terdapat 2 indikator ( Pressure before pump dan presure after pump ) dan juga terdapat check valve (untuk mencegah back flow ) dan manual valve ( untuk membuang udara yang terjebak didalam line ). 3.Flow Control Valve Komponen yang berfungsi mengontrol Jumlah water demin yang masuk ke water manifold,dengan membuka dan menutup sesuai dengan DMD (%) yang berdasarkan pada beban unit dan pressure gas. 4.Selenoid Valve Komponen yang berfungsi sebagai shut off valve yang bekerja membuka dan menutup ( block ) sesuai dengan DMD. Terdapat 3 selenoid valve dalam WI System,( SOV 6240 ,SOV 6262 ) untuk suply dan ( SOV 6210 ) untuk drain. 5.Water manifold Komponen yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya water demin yang di supply dari water injection pump menuju ke Nozzle,untuk kemudian diinjeksikan ke combustion. Proses Start ( squence ) - Pada saat WI stand by ( Disable ),Motor pompa mati dan posisi FCV dan selenoid valve menutup.Selenoid valve ( SOV 62002 ) untuk Gas fuel membuka,water manifold mendapat supply Gas sehingga manifold untuk gas fuel menjadi 2 line. - Saat WI di aktifkan /enable ( pada HMI layar B6 ),motor pompa running, diikuti dengan selenoid valve ( SOV 6240 dan SOV 6262 ) membuka. Kemudian Flow Control Valve ( FCV 6238 ) perlahan membuka mengikuti DMD / permintaan.Sedangkan ( SOV 62002 ) untuk gas fuel menutup. - FCV membuka sesuai dengan DMD yang dibutuhkan,apabila supply water lebih banyak dari pada DMD,maka sisa water akan dikembalikan ke water tank ( di WTP ),melalui by pass / return line. - Yang perlu diperhatikan dalam proses WI adalah rata antara water dengan gas fuel tidak boleh terlalu tinggi.Apabila terlalu tinggi maka proses WI akan gagal/shutdown. Maka dari itu sebelum WI di aktifkan periksa dan pastikan water demin dan pressure gas mencukupi.(gas pressure > 500 psig ) Ratio normal water : gas fuel adalah < 1 ( 0.6 : 1 ),pada posisi ratio 1.8 WI akan trip / shutdown.( contoh ratio normal water : gas = water flow inj 9213 lbs/hr ,gas fuel flow 14806 ,ratio = 0.62 ) Pada saat WI operasi,ada beberapa yang di control dan di monitor di HMI maupun local : - Pressure Indicator ( PI-62060 ) Untuk membaca pressure water sebelum injection pump ( local ). - Presure Indicator ( PI-62057 ) Untuk membaca pressure water setelah injection pump ( local ). - Pressure Indicator after control valve ( PI-6239 ) Untuk membaca pressure water setelah control valve ( local ). - Pressure Transmitter ( PT 62000 ) Untuk membaca pressure water sebelum masuk ke FCV. - Temperature Element ( TE 62145 ) Untuk membaca temperatur water sebelum masuk ke FCV. - Flow Transmitter ( FT 6243 ) Untuk membaca jumlah aliran / flow water yang masuk setelah FCV. - Pressure Transmitter ( PT 6230 ) Untuk membaca pressure water sebelum masuk ke manifold /nozzle. - Temperature Element ( TE 62046 ) Untuk membaca temperatur water yang masuk sebelum manifold / nozzle. Proses stop ( squence ) - Sebelum WI di Disable,suplly water demin dari WTP di matikan terlebih dulu ( atau contact WTP untuk stop pompa ). - Pada saat WI di Disable ( pada HMI layar B6 ),Flow Control Valve ( FCV ) menutup di ikuti selenoid valve ( SOV 6240 dan SOV 6262 ) juga menutup. Beberapa detik kemudian motor pompa ( MOT 62059A ) mati. - Selenoid valve ( SOV 62002 ) membuka untuk mensupply gas pada water manifold,sehingga manifold untuk gas fuel menjadi 2 line,dan WI system stand by. - Ketika WI di Disable,daya out put / beban secara otomatis akan turun ± 2 – 3 mw.
Read More..

Cara Menentukan Ukuran Baut

Minggu, 22 Juli 2012
Dalam perdagangan ulir sudah di standarisasikan & bentuk ulir nya dapat bermacam-macam yaitu: 1. Standard British Witworth ulir sekrup 2. British Association ulir sekrup 3. American National Standar ulir sekrup 4. Unified Standar ulir sekrup 5. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar ) 6. Acme Thread 7. Ulir sekrup bulat ( Knuckle thread ) 8. Ulir sekrup trapesium ( Buttress thread ) 9. Ulir sekrup metris ( Metric thread ) Pada saat ini ulir yang terdapat di dalam perdagangan, ada dua standard yang dipakai yaitu : a. Standard British Witworth dengan ciri-ciri nya : - Simbol nya W misal nya W ½ “ artinya diameter luar nya adalah ½ inchi. - ukuran nya dalam satuan inchi - sudut puncak (alpha)= 55 derajat b. Standard Metris (SI) : - simbol nya (M), misal nya M20 artinya diameter luar nya adalah 20mm - semua ukuran dalam tabel dan gambar dalam satuan (mm) - sudu puncak (alpha)= 60 derajat. Ini adalah Tabel ukuran baut Standard Metris (SI) (klik tabel untuk memperbesar tampilan) Contoh perhitungan dan pemilihan ukuran baut pada tabel Suatu gantungan yang diikat kelangit-langit dengan 4 buah baut harus menahan beban sebesar 10 000 N, Jika baut terbuat dari bahan Fe 490 dengan faktor keamanan yang direncanakan adalah 7, berapakah ukuran baut yang diperlukan? Jawab: Diketahui : - Bahan baut Fe 490 mempunyai tegangan tarik maksimal 490 N/ mm2. - Safety factor, v = 7 - Jadi tengan tarik yang diizinkan bahan adalah : Teg.izin = Teg.mak / v = 490 / 7 = 70 N/ mm2 -F = 10 000 N, - Z = 4, Penyelesaian : Dc = √(4.F / Z.π. Teg.izin ) = √ (4.10 000 / 4.3,14. 70) = 6,7 mm (diameter terkecil) Maka besar diameter luar dari baut (d) : dc = 0,8 d ; d = 1,25 .dc = 1,25 (6,7) = 8,375 (mm)‏ (diameter terbesar) Dari tabel baut untuk d = 8, 375 mm diambil M 10 x 1,25 dengan diameter luarnya 10 mm dan jarak kisaarnya 1,25 mm. Dalam menentukan ukuran baut pada tabel disarankan untuk menggunakan jenis Fine Series terlebih dahulu jika diameter terbesar hasil perhitungan masih dibawah 39 mm
Read More..

Faktor-faktor Dalam Pembangkitan

Sabtu, 30 Juni 2012
1. Faktor Beban Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban rata-rata untuk selang waktu tertentu terhadap beban puncak tertinggi dalam selang waktu yang sama (misalnya satu hari atau satu bulan). Sedangkan beban rata-rata untuk suatu selang waktu tertentu adalah jumlah produksi kWh dalam selang waktu tersebut dibagi dengan jumlah jam dari selang waktu tersebut. Dari uraian diatas didapat: faktor beban = beban rata-rata/beban puncak bagi penyedia listrik, faktor beban sistem diinginkan setinggi mungkin karena faktor beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistemnya, sehingga tingkay pemanfaatan alat-alat yang ada dalam sistem tersebut dapat diusahakan setinggi mungkin. Dalam praktiknya, faktor beban tahunan sistem berkisar antara 60%-80%. 2. Faktor Kapasitas Faktor kapasitas sebuah unit pembangkit menggambarkan seberapa besar sebuah unit pembangkit itu dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan (8760 jam) didefinisikan sebagai: faktor kapasitas = Produksi kWh setahun/(daya terpasang MW x 8760 jam) Dalam praktiknya, faktor kapasitas tahunan untuk unit PLTU hanya dapat mencapai angka antara 60% - 80% karena adanya masa pemeliharaan dan jika adanya gangguan atau kerusakan yang dialami oleh unit pembangkit tersebut. Untuk PLTA, faktor kapasitas tahunannya berkisar antara 30% - 50%, hal ini berkaitan dengan ketersediaan air. 3. Faktor Penggunaan (Utilitas) faktor ini sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas, tetapi disini menyangkut daya. Faktor Utilitas sebuah alat dapat didefinisikan sebagai berikut: Faktor Utilitas = Beban alat yang tertinggi/kemampuan alat beban dinyatakan dalam ampere atau megawatt (MW)tergantung alat yang diukur faktor utilitasnya. Untuk saluran, umumnya dalam ampere, tetapi untuk unit pembangkit dalam MW. Faktor utilitas ini perlu diamati darikeperluan pemanfaatan alat dan juga untuk mencegah pembebanan yang berlebihan pada suatu alat. 4. Forced Outage Rate (FOR) FOR adalah sebuah faktor yang menggambarkan sering-tidaknya suatu unit pembangkit mengalami gangguan, biasanya diukur untuk masa satu tahun dan didefinisikan sebagai: FOR = jumlah jam gangguan unit pembangkit/(jumlah jam operasi+Jumlah jam gangguan Unit pembangkit) FOR tahunan untuk PLTA berkisar 0,01 dan FOR tahunan untuk pembangkit thermis berkisar 0,1 - 0,5. makin andal suatu unit pembangkit, maka makin kecil nilai FOR-nya dan berarti makin jarang terjadi gangguan pada unit pembangkit tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika nilai FOR tinggi, berarti unit pembangkit tersebut sering terjadi gangguan dan tidak andal. Besarnya nilai FOR atau turunnya keandalan suatu unit pembangkit umumnya disebabkan oleh kurang baiknya pemeliharaan peralatan pada unit pembangkit tersebut.
Read More..
Tools dan peralatan yang diperlukan 1. Kunci Ring 19 dan 22 2. Palu 3kg 3. Chainblock ½ ton 4. Kontrek ½ ton 5. Segel, baut kuping 6. Skrub 7. puller 8. Obeng – 9. Vacuum cleaner 10. Isulation 3 botol 11. Majun 12. Silikon secukupnya 13. Ember untuk tempat baut dan mur Langkah – langkah pengerjaan 1. Bersihkan silikon-silikon yang menempel pada dinding generator sampai bersih 2. Buka penutup fan dan fan di atas Exiter untuk memasang chainblok 3. Setelah chainblok siap hitung jarak di antara rotor dengan dinding generator memakai puller dengan posisi atas,bawah,kiri dan kanan dan catat hasil dari pengukuran tersebut 4. Pasang chainblock di dinding generator dan lepaskan baut-baut pada dinding generator,siapkan segel dan kontrek dari sebelah samping 5. Apabila semua baut telah di lepaskan pasangkan segel di lobang baut dan pasang kontrek 6. Angkat dinding generator sambil menarik dari samping,apibila sudah keluar dinding generator di depan pintu masuk exiter angkat memakai crane dan letakkan di tanah untuk di bersihkan, 7. Apabila semua dinding bagian luar genertor terbuka maka selanjutnya membuka dinding generator bagian dalam,membukanya sama seperti cara membuka dinding generator bagian dalam, 8. Setelah semua dinding terbuka selanjutnya membersihkan isolator dan rotor serta kipas genertor dengan majun dan menyedot debu atau partikel2 di dalam generator dengan vacuum cleaner dan pastikan semuanya bersih 9. Pengecekan heater,dengan cara melihat baut2 heater dan di hidupkan unutk memastikan masih baik atau tidaknya heater tersebut 10. Setelah semuanya di rasa bersih dan heater baik maka semprot isolator dengan isulation 11. Tutup kembali dinding genertor bagian depan dan pastikan semua bautnya kencang,selanjutnya beri silikon di sela body dan dinding genertor bagian dalam 12. Apabila dinding generator bagian dalam sudah terpasang kembali dengan baik maka selanjutkan memasang dinding generator bagian depan,setelah terpasang jangan kencangkan bautnya terlebih dahalu karena untuk menghitung ukuran sela dinding genertor dengan rotor 13. Setelah di ukur dan kembali seperti ukuran semula maka kencangkan baut dinding generator bagian depan tersebut 14. Setelah semuanya terpasang dengan baik,beri silikon di antara dinding dan body genertor dengan maksud agar tidak ada air,oli atau partikel yang masuk di generator yang bisa menyebabkan kerusakan pada generator tersebut, 15. Apabila semuanya selesai maka tutup kembali fan di atas generator dan rapikan semua tool dan perlatan lainnya dan bersihkan area genertor dan Exiter 16. Untuk membuka,memberishkan,mengecek kerusakan dan merawat genertor bagian belakng selanjutnya untuk bagian depan sama saja hanya berbeda dengan tempat Exiter dan rudction Gear
Read More..

Jenis Kompresor

Selasa, 25 Januari 2011
Pada jenis positive-displacement,sejumlah udara atau gas di- trap dalam ruang kompresi dan volumnya secara mekanik menurun, menyebabkan peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar. Pada kecepatan konstan, aliran udara tetap konstan dengan variasi pada tekanan pengeluaran.
Kompresor dinamik memberikan enegi kecepatan untuk aliran udara atau gas yang kontinyu menggunakan impeller yang berputar pada kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan karena pengaruh impeller dan volute pengeluaran atau diffusers. Pada kompresor jenis dinamik sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeller menentukan hubungan antara aliran udara dan tekanan (atau head) yang dibangkitkan.
Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating paling banyak digunakan untuk mengkompresi baik udara maupun refrigerant.Prinsip kerjanya seperti pompa sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir konstan pada kisaran tekanan pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas kompresor proporsional langsung terhadap kecepatan. Keluarannya,seperti denyutan.
Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi; terdapat empat jenis yang paling banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal balanceopposed,dan tandem. Jenis kompresor reciprocating vertical digunakan untuk kapasitas antara 50 – 150 cfm. Kompresor horisontal balance opposed digunakan pada kapasitas antara 200 – 5000 cfm untuk desain multitahap dan sampai 10,000 cfm untuk desain satu tahap (Dewan Produktivitas Nasional,1993).
Kompresor udara reciprocating biasanya merupakan aksi tunggal dimana penekanan dilakukan hanya menggunakan satu sisi dari piston. Kompresor yang bekerja menggunakan dua sisi piston disebut sebagai aksi ganda.Sebuah kompresor dianggap sebagai kompresor satu tahap
jika keseluruhan penekanan dilakukan menggunakan satu silinder atau beberapa silinder yang parallel.
Beberapa penerapan dilakukan pada kondisi kompresi satu tahap. Rasio
kompresi yang terlalu besar (tekanan keluar absolut/tekanan masuk absolut) dapat menyebabkan suhu pengeluaran yang berlebihan ataumasalah desain lainnya. Mesin dua tahap yang digunakan untuk tekanan tinggi biasanya mempunyai suhu pengeluaran yang lebih rendah (140 to 160oC), sedangkan pada mesin satu tahap suhu lebih tinggi (205 to 240oC).

Kompresor Dinamis
Kompresor udara sentrifugal (lihat Gambar 5-16)merupakan kompresor dinamis, yang tergantung pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor melakukan pekerjaan ini dengan mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini dirubah menjadi tekanan tertentu dengan penurunan udara secara perlahan dalam difuser statis.
Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas minyak pelumas. Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak terpisah dari udara dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis. Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja kontinyu, dengan sedikit bagian yang bergerak; lebih sesuai digunakan pada volum yang besar dimana dibutuhkan bebas minyak pada
udaranya.
Kompresor udara sentrifugal menggunakan pendingin air dan dapat berbentuk paket; khususnya paket yang termasuk aftercooler dan semua control. Kompresor ini dikenal berbeda karakteristiknya jika dibandingkan dengan mesin reciprocating.Perubahan kecil pada rasio kompresi menghasilkan perubahan besar pada hasil kompresi dan efisiensinya. Mesin sentrifugal lebih sesuai diterapkan untuk kapasitas besar diatas 12,000 cfm.
Read More..
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Perlu diketahui :
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon [**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat [***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
[*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.
[**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi.
[***] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan
lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.
Read More..